Layana.id - Banyak perusahaan sudah mulai melakukan digitalisasi pada bisnis yang sedang dijalankan. Salah satunya adalah dengan melakukan pengembangan aplikasi mobile.
Aplikasi mobile ini mempunyai dua versi. Ada versi Android dan iOS. Umumnya, perusahaan akan mengembangankan sebuah aplikasi dengan versi Android terlebih dahulu. Namun, ada juga perusahaan yang langsung membuat aplikasi dengan dua versi, yaitu Android dan iOS.
Ada beberapa faktor penyebab perusahaan membuat aplikasi mobile versi Android terlebih dahulu. Di antaranya yaitu karena pengembangan aplikasi Android relatif lebih mudah, harga jasa pengembangannya lebih murah, dan jumlah pengguna Android lebih banyak. Dengan beberapa faktor tersebut, maka perusahaan akan memilih untuk mengembangkan aplikasi Android terlebih dahulu.
Setelah aplikasi Android tersebut sudah jadi dan berjalan dengan baik, langkah selanjutnya adalah membuat aplikasi yang sama dengan versi iOS. Tujuannya agar menjangkau lebih banyak pengguna di lintas OS. Karena tidak semua orang punya device Android dan begitu pula sebaliknya, tidak semua orang punya device iOS. Masalahnya, untuk membuat versi iOS dari sebuah aplikasi android, tidak bisa hanya mengedit beberapa bagian. Karena sistem operasinya beda, bahasa pemrogramannya beda, bahkan uploadnya juga di store yang berbeda, maka pengembangan aplikasi iOS harus dimulai dari awal lagi.
Lalu, untuk mengembangkan sebuah aplikasi iOS pastinya memerlukan beberapa langkah-langkah pembuatannya. Untuk, itu pada artikel kali ini kami akan memberikan panduan cara untuk mengembangkan aplikasi iOS. Simak artikel ini sampai selesai ya.
Panduan Pengembangan Aplikasi
1. Analisa Kebutuhan
Pada tahap yang pertama ini, akan dilakukan analisa kebutuhan pengguna mengenai pengembangan aplikasi. Analisa kebutuhan ini berisi beberapa masukan pengguna dalam pengembangan aplikasi tersebut.
Melalui masukan-masukan tersebut, nantinya bisa dijadikan bahan pertimbangan untuk pembuatan aplikasi. Selain itu, jika sebelumnya sudah ada versi Androidnya, apakah nantinya akan dibuat sama persis atau akan dibuat berbeda.
Hal ini dikarenakan beberapa aplikasi ada yang mempunyai tampilan UI/UXnya berbeda antara versi Android dengan versi iOS nya. Kenapa bisa berbeda? Itu karena menyesuaikan kebutuhan dan kebiasaan para pengguna di dua platform yang berbeda.
Sebelum melakukan pengembangan aplikasi tentunya diperlukan analisa kebutuhan terlebih dahulu. Tujuannya agar aplikasi yang akan dibuat nantinya dapat berfungsi dengan optimal dan sesuai dengan keinginan klien.
2. Mendetailkan Fitur-Fitur yang Akan Dikembangkan
Setelah melakukan analisa kebutuhan untuk aplikasi yang akan dibuat, selanjutnya adalah proses mendetailkan fitur-fitur yang akan dikembangkan. Melalui analisis yang sebelumnya sudah dilakukan, maka kita akan mengetahui kira-kira fitur apa saja yang diperlukan.
Dari analisis tersebut, misalnya butuh fitur COD, fitur pay later, fitur lelang. Nah, disinilah waktunya untuk mendetailkan berbagai fitur tersebut. Contohnya, jika butuh fitur COD, maka diperlukan kerjasama dengan pihak ekspedisi. Jika butuh fitur pay later, maka butuh kerjasama dengan pihak ketiga. Jika butuh fitur lelang, maka membutuhkan skema tawar menawar. Jadi, semua fitur yang dibutuhkan itu harus di detailkan, agar pengembangkan aplikasinya bisa lebih tertata.
3. Memilih Vendor IT
Langkah selanjutnya adalah memilih vendor IT. Jangan asal memilih vendor IT. Karena pemilihan vendor IT yang salah dapat menyebabkan proyek pengembangan aplikasi tidak berjalan dengan lancar.
Jadi, untuk mengembangkan sebuah aplikasi, lebih disarankan untuk menggunakan perusahaan IT yang memang sudah mempunyai portofolio yang banyak serta pengalaman yang mumpuni di bidangnya. Tujuannya agar aplikasi yang dikembangkan bisa terselesaikan tepat waktu.
Untuk itu, kami merekomendasikan Anda menggunakan jasa pembuatan aplikasi Android dan iOS dari Layana.id. Karena perusahaan IT ini sudah mempunyai portofolio yang bagus serta perusahaan ini sudah sering menangani persoalan pengembangan aplikasi sejak tahun 2016.
4. Perhatikan Proses Pemeliharaan Aplikasi
Aplikasi yang sudah jadi itu perlu pemeliharaan. Sama seperti motor yang harus diganti oli setiap 2000 KM. Aplikasi juga butuh pembaruan coding agar tidak usang. Butuh menghilangkan bugs yang ditemukan saat digunakan pelanggan.
Karena butuh melakukan itu, maka harus memilih Jasa pembuatan aplikasi yang punya layanan purna jual. Umumnya layanan ini disediakan oleh perusahaan IT selama 3 bulan sejak aplikasi sudah diserahterimakan.
Jadi, selama 3 bulan jika ada sedikit bug yang terjadi saat aplikasi mulai dioperasikan, itu nanti bisa diperbaiki oleh pihak perusahaan IT, tanpa harus menambah biaya layanan tambahan.
5. Proses Deployment dan Go Live
Tahap paling akhir adalah proses deployment dan go live. Proses deployment adalah ketika aplikasi yang sudah dikembangkan, dilakukan proses pengetesan, bugs fixing, dan Anda merasa fiturnya sudah siap semua, dan layak untuk diunggah ke server. Setelah proses ini, maka tahap terakhirnya adalah Go Live. Ini adalah saat aplikasi sudah siap untuk di launching.
Tujuannya untuk memastikan aplikasi yang dikembangkan ini, sudah berfungsi dengan baik dan aman untuk digunakan oleh user. Dengan begini, maka keberhasilan dalam proses deployment ini menjadi kunci penting, apakah aplikasi yang Anda buat bisa digunakan dengan baik oleh end user atau tidak.
Nah, itu dia 5 panduan yang bisa Anda gunakan jika Anda ingin mengembangkan aplikasi dengan sistem yang berbeda. Untuk mengembangkan sebuah aplikasi tidak boleh asal ya. Anda harus memperhatikan beberapa hal terlebih dahulu, agar aplikasi yang dibuat tidak tergeletak begitu saja atau aplikasi yang dibuat sudah memiliki tujuan yang jelas.