Layana LogoDitulis oleh jihan alya | Diposting tanggal 13 Desember 2023

Model Pemeliharaan Perangkat Lunak

BerandaArtikelInfo TeknologiModel Pemeliharaan Perangkat Lunak...
Model Pemeliharaan Perangkat Lunak

Layana - Ketika Anda membuat suatu perangkat lunak, maka proses pembuatannya tidak berhenti hanya sampai ketikan perangkat lunak tersebut sudah jadi dan sudah bisa digunakan. Jika perangkat lunak sudah dapat digunakan dengan baik, maka para developer akan melakukan sebuah proses lanjutan yang disebut dengan maintenance atau pemeliharaan perangkat lunak. 

Lalu, apa yang dimaksud dengan pemeliharaan perangkat lunak ? 

Pemeliharaan perangkat lunak adalah sebuah proses untuk mengubah, memodifikasi, serta meningkatkan software atau perangkat lunak dengan tujuan agar software tersebut tetap sesuai dengan kebutuhan si pengguna. 

Proses maintenance ini dilakukan untuk mengidentifikasi serta memperbaiki kesalahan yang berasal dari sistem atau bug yang ditemukan oleh pengguna dan proses ini dilakukan untuk meningkatkan performa dari perangkat lunak tersebut secara keseluruhan. 

Dalam hal ini, maka perlunya kita mengetahui mengenai model apa saja yang ada untuk melakukan pemeliharaan perangkat lunak agar kedepannya kita tidak melakukan kesalahan untuk merawat perangkat lunak yang kita miliki. 

Berikut kami berikan informasi mengenai 4 model pemeliharaan perangkat lunak : 

1. Iterative 

Iterative enhancement merupakan model siklus hidup evolutionary dalam pemeliharaan perangkat lunak. Model yang satu ini sangat cocok digunakan untuk pemeliharaan perangkat lunak yang terjadwal atau modernisasi aplikasi skala kecil. 

Dalam penerapannya, model iteratif ini memerlukan target aplikasi sebagai taraf yang harus diketahui. Model ini dibuat berdasarkan feedback pengguna, hal ini dikarenakan model ini tidak bisa mengumpulkan serta memahami persyaratan sistem yang ada di tahap awal. Oleh sebab itu, sistem ini dibuat dengan meningkatkan persyaratan desain konstruksi sistem sebelumnya.  

Keuntungan yang di dapat jika menggunakan model ini adalah dokumentasi sistem terus berubah seiring dengan perubahan skrip pada program. Beberapa langkah development, seperti desain, kode, dan test verifikasi hasil diperlukan oleh model iterative ini. 

2. Quick Fix

Quick fix atau biasa orang menyebutnya dengan model perbaikan cepat. Model yang satu ini Anda bisa melakukan perubahan tanpa harus memikirkan biaya, efisiensi, atau kemungkinan pekerjaan di masa mendatang. Model quick fix ini hanya cocok digunakan untuk perawatan darurat. 

Pada umumnya, pendekatan yang dilakukan yaitu melakukan pengubahan kode program atau skrip terlebih dahulu, kemudian membuat perubahan pada dokumentasi program tersebut. Saat menerapkan model yang satu ini perubahan anotasi akan bersamaan dengan code comment dan change ID yang ada pada perangkat lunak tersebut. 

3. Closed Loop

Model closed loop atau bisa juga disebut dengan model loop tertutup ini cocok digunakan untuk pemeliharaan terjadwal serta modernisasi suatu aplikasi. Dalam penerapannya, tim developer akan memberi usulan proyek dan untuk orang yang terlibat harus memvalidasi kasus tersebut sebelum melakukan proses pengerjaan. 

Jika developer dan pemangku kepentingan bisnis sudah menyetujuinya, maka proses pengerjaan pemeliharaan akan dilanjutkan melalui aliran model berulang. Proses perulangan akan ditutup, jika tim developer mengevaluasi perubahan-perubahan yang ada dalam perangkat lunak secara langsung, dan akan memberi usulan pekerjaan tambahan untuk meningkatkan produk yang akan dikembangkan. Ketika proses tersebut sudah disetujui, maka tim developer akan memulai pekerjaan usulan perubahan tersebut serta validasi bisnis. 

Dalam model closes loop ini pengerjaannya melewati beberapa tahapan. Pada saat tahap analisis, maka organisasi tersebut akan memberikan alasan untuk kasus bisnis yang membutuhkan perubahan. Lalu, setelah itu tim developer atau pengembang akan melakukan pertemuan dan melakukan persetujuan persyaratan. 

Pada titik tersebut, bisnis akan melakukan penilaian proyek terhadap keseluruhan struktur dari perangkat lunak, inisiatif cloud hosting, dan proyek lain yang diusulkan. Melalui analisis ini, organisasi akan memberikan persyaratan proyek yang sebenarnya. 

4. Reuse 

Model yang satu ini bisa dikatakan mirip dengan model iterative. Dalam proses pengerjaan model reuse ini memerlukan otoritas yang digunakan untuk membangun lalu penggunaan ulang atau reuse komponen perangkat lunak tersebut. 

Komponen yang ada bisa bekerja di berbagai aplikasi atau sistem. Untuk memulai pengerjaan reuse ini, bisa dilakukan dengan analisis persyaratan, desain, penguji, dan kode dari versi sistem sebelumnya. 

Dalam penerapan model reuse ini, tim developer harus bisa mempertimbangkan komponen aplikasi apa saja yang dapat digunakan kembali, serta dapat melakukan modifikasi atau menambahkan komponen yang baru. 

Pada umumnya, dari segi biaya untuk melakukan pemeliharaan perangkat lunak akan memakan biaya yang tinggi. Hal ini dikarenakan, adanya keperluan untuk menambahkan fungsionalitas ke sistem operasi serta berbagai macam kepentingan biaya yang lainnya,

Namun, meski begitu, pemeliharaan perangkat lunak ini sangat penting dilakukan untuk berbagai macam perusahaan yang ada. Tujuannya agar perusahaan tersebut dapat tetap berjalan dengan aman dan lancar. Oleh sebab itu, pentingnya untuk  mencocokan metode, model, dan kecocokan sistem yang akan dilakukan pemeliharaan. 

Menemukan Solusi Pemeliharaan Perangkat Lunak Terbaik dengan Layana.ID

Dengan pemahaman mendalam tentang pemeliharaan perangkat lunak dan empat model yang dapat Anda pertimbangkan segera, jangan menunggu platform yang telah anda buat menjadi error bahkan tidak dapat diakses. Layana, dengan komitmen untuk menyediakan solusi IT, dapat menjadi mitra dalam memastikan perangkat lunak Anda tetap andal dan relevan.

Hubungi Kami 

Layana.ID

Bagikan
Cek Estimasi