Sebenarnya apa alasan terjadinya bug pada aplikasi startup yang baru launching? Peluncuran aplikasi baru menjadi momen yang sangat dinantikan owner startup, tetapi tidak jarang juga diikuti dengan masalah bug yang muncul. Sebagai owner tidak perlu terlalu khawatir akan hal ini. Mengapa? Karena pada dasarnya bug adalah bagian dari proses pengembangan.
Aplikasi yang belum dilempar ke pasar tidak akan diketahui letak bug-nya. Karena itu penting bagi owner bisnis untuk segera merilis aplikasi agar bisa digunakan langsung oleh pengguna. Sehingga dari sanalah owner bisnis akan mendapat feedback atau respon dari pengguna. Ini membantu startup dalam membangun citra positif dan mempertahankan kepuasan pengguna.
5 Alasan Terjadinya Bugs Pada Aplikasi Setelah Launching
Memahami bahwa bug adalah bagian dari siklus pengembangan membantu owner untuk merancang strategi jangka panjang yang fokus pada peningkatan kualitas produk. Oleh karena itu artikel ini dibuat untuk menjelaskan beberapa alasan umum mengapa aplikasi yang baru diluncurkan mengalami bug.
1. Keterbatasan Pengujian Pra Produksi
Pengujian selama masa pra produksi mungkin sudah dilakukan secara menyeluruh, tetapi dalam beberapa kasus, kompleksitas aplikasi dan variasi perangkat pengguna yang tidak terduga dapat membuat beberapa bug tetap tidak terdeteksi. Hal ini bisa menjadi evaluasi dan mengetahui perangkat yang paling banyak digunakan oleh pengguna. Sehingga ketika melakukan update pada aplikasi owner dapat mengantisipasi terjadinya bug di perangkat tersebut.
2. Perbedaan Lingkungan Pengembangan dan Produksi
Meskipun pihak pengembang atau developer telah melakukan pengujian dengan standar yang tinggi, akan tetap ada kemungkinan bahwa bug muncul ketika aplikasi dijalankan di perangkat yang berbeda. Kapasitas RAM, perbedaan sistem operasi dan faktor lainnya dapat memicu munculnya bug yang tidak terlihat sebelumnya.
3. Respon Terhadap Kebutuhan Pengguna yang Berubah
Terkadang, perubahan cepat dalam kebutuhan pengguna atau pasar memaksa tim pengembangan untuk melakukan update sehingga menyebabkan penyesuaian mendadak. Hal ini juga dapat mengakibatkan munculnya bug yang tidak terduga. Adanya penambahan fitur atau perombakan flow juga bisa menimbulkan bug yang sebelumnya tidak ada.
4. Kompleksitas Kode dan Integrasi
Semakin kompleks aplikasi, semakin tinggi potensi untuk adanya bug. Terutama jika aplikasi bergantung pada berbagai layanan pihak ketiga atau memiliki integrasi yang rumit dengan sistem lain, risiko bug semakin meningkat. Jika terjadi masalah pada integrasi pihak ketiga, pihak pengembang atau developer tidak bisa berbuat banyak selain menunggu sistem pihak ketiga diperbaiki.
5. Perangkat dan Sistem Operasi yang Beragam
Pengguna dapat mengakses aplikasi dari berbagai perangkat dan sistem operasi. Kompatibilitas lintas platform menjadi faktor yang sering menyebabkan bug, terutama jika aplikasi tidak diuji dengan cermat pada berbagai perangkat dan sistem operasi yang umum digunakan. Namun hal ini tak perlu terlalu dipusingkan karena seiring berjalanya waktu akan ada update yang sesuai tiap perangkat yang digunakan oleh para pengguna.
Kesimpulan
Dari beberapa poin yang telah kami paparkan diatas, intinya adalah aplikasi yang belum dilempar ke pasar pasti memiliki banyak bug. Karena itulah penting bagi owner startup untuk memilih vendor IT yang memiliki jasa maintenance dan profesional seperti Layana.id. Bagi Anda yang tengah membuat startup dan belum menemukan vendor IT yang tepat bisa langsung menghubungi Layana.id.